Selasa, 27 November 2012
Kisah Motivasi || Bocah Pembeli Es Krim
Minggu
siang di sebuah mal. Seorang bocah lelaki umur delapan tahun berjalan
menuju ke sebuah gerai tempat penjual eskrim. Karena pendek, ia
terpaksa memanjat untuk bisa melihat si pramusaji. Penampilannya yang
lusuh sangat kontras dengan suasana hingar bingar mal yang serba wangi
dan indah.
"Mbak sundae cream harganya berapa?" si bocah bertanya.
"Lima ribu rupiah," yang ditanya menjawab.
Bocah
itu kemudian merogoh recehan duit dari kantongnya. Ia menghitung
recehan di tangannya dengan teliti. Sementara si pramusaji menunggu
dengan raut muka tidak sabar. Maklum, banyak pembeli yang lebih
"berduit" ngantre di belakang pembeli ingusan itu.
"Kalau plain cream berapa?"
Dengan suara ketus setengah melecehkan, si pramusaji menjawab, "Tiga ribu lima ratus".
Lagi-lagi
si bocah menghitung recehannya, " Kalau begitu saya mau sepiring plain
cream saja, Mbak," kata si bocah sambil memberikan uang sejumlah harga
es yang diminta. Si pramusaji pun segera mengangsurkan sepiring plain
cream.
Beberapa waktu
kemudian, si pramusaji membersihkan meja dan piring kotor yang sudah
ditinggalkan pembeli. Ketika mengangkat piring es krim bekas dipakai
bocah tadi, ia terperanjat. Di meja itu terlihat dua keping uang logam
limaratusan serta lima keping recehan seratusan yang tersusun rapi.
Ada
rasa penyesalan tersumbat dikerongkongan. Sang pramusaji tersadar,
sebenarnya bocah tadi bisa membeli sundae cream. Namun, ia mengorbankan
keinginan pribadi dengan maksud agar bisa memberikan tip bagi si
pramusaji.
Pesan
moral : setiap manusia di dunia ini adalah penting. Di mana pun kita
wajib memperlakukan orang lain dengan sopan, bermartabat, dan dengan
penuh hormat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Kisah Motivasi || Bocah Pembeli Es Krim
Minggu
siang di sebuah mal. Seorang bocah lelaki umur delapan tahun berjalan
menuju ke sebuah gerai tempat penjual eskrim. Karena pendek, ia
terpaksa memanjat untuk bisa melihat si pramusaji. Penampilannya yang
lusuh sangat kontras dengan suasana hingar bingar mal yang serba wangi
dan indah.
"Mbak sundae cream harganya berapa?" si bocah bertanya.
"Lima ribu rupiah," yang ditanya menjawab.
Bocah
itu kemudian merogoh recehan duit dari kantongnya. Ia menghitung
recehan di tangannya dengan teliti. Sementara si pramusaji menunggu
dengan raut muka tidak sabar. Maklum, banyak pembeli yang lebih
"berduit" ngantre di belakang pembeli ingusan itu.
"Kalau plain cream berapa?"
Dengan suara ketus setengah melecehkan, si pramusaji menjawab, "Tiga ribu lima ratus".
Lagi-lagi
si bocah menghitung recehannya, " Kalau begitu saya mau sepiring plain
cream saja, Mbak," kata si bocah sambil memberikan uang sejumlah harga
es yang diminta. Si pramusaji pun segera mengangsurkan sepiring plain
cream.
Beberapa waktu
kemudian, si pramusaji membersihkan meja dan piring kotor yang sudah
ditinggalkan pembeli. Ketika mengangkat piring es krim bekas dipakai
bocah tadi, ia terperanjat. Di meja itu terlihat dua keping uang logam
limaratusan serta lima keping recehan seratusan yang tersusun rapi.
Ada
rasa penyesalan tersumbat dikerongkongan. Sang pramusaji tersadar,
sebenarnya bocah tadi bisa membeli sundae cream. Namun, ia mengorbankan
keinginan pribadi dengan maksud agar bisa memberikan tip bagi si
pramusaji.
Pesan
moral : setiap manusia di dunia ini adalah penting. Di mana pun kita
wajib memperlakukan orang lain dengan sopan, bermartabat, dan dengan
penuh hormat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar